Minggu, 10 November 2013

Cara Pembuatan Bioetanol



Artikel ini akan membahas daur ulang limbah organik menjadi bioetanol.
Saat ini bioetanol yang dihasilkan menggunakan bahan pangan sebagai bahan dasar untuk pembuatannya. Misalnya ubi, jagung, tebu, kayu, nipah dan lainnya. Namun membuatan bioetanol dengan bahan tersebut dapat mengakibatkan krisisnya bahan pangan yang ada. Karena pembuatan bioetanol memerlukan bahan baku dengan jumlah yang tidak sedikit. Untuk itu kita perlu mencari bahan pengganti untuk pembuatan bioetanol agar tidak terjadi krisis pangan. Misalnya kita dapat  menggunakan sampah organik untuk pembuatan bioetanol. Selain karena dapat mencegah terjadinya krisi pangan, dengan penggunaan sampah organic sebaga bahan baku pembuatan bioetanol kita dapat mengurangi jumlah sampah yang ada. Sehingga kita dapat mengurangi dampak menumpuknya sampah dilingkungan. Selama ini sampah organic di lingkungan rumah tangga, restaurant, pasar dan lingkungan perkotaan maupun pedesaan semakin meningkat. Dari jumlah sampah yang terus meningkat tersebut, solusi yang ditawarkan ialah gagasan berupa pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku utama pembuatan bioetanol.
Kini sampah organik seperti limbah sayur-sayuran dan buah-buahan dapat kita manfaatkan sebagai bahan untuk membuat bioetanol. Misalnya sampah dari buah semangka, jeruk, papaya, kulit pisang dan lainya. Selain itu kita juga harus menyiapkan ragi, urea dan NPK. Kemudian sampah digiling beserta kulit buahnya. Setiap sampah yang digiling tidak boleh dicampur dengan sampah lainnya. Misalnya sampah pisang harus digiling dengan sampah pisang, sampah semangka digiling dengan sampah semangka dan seterusnya. Setelah itu, cairan hasil penggilingan ditampung dalam drum yang memiliki kapasitas 100 liter. Setiap drumnya hanya berisi satu cairan saja, missal drum yang berisi cairan semangka harus berisi cairan semangka saja tidak boleh ada campuran dari cairan sampah yang lain. Cairan tersebut kemudian difermentasikan selama satu minggu. Kemudian tambahkan 9 keping ragi, 2 sendok makan urea dan 1 sendok makan NPK dalam 100 liter cairan fermentasi. Tetapi khusus untuk cairan jeruk, kita harus menambah air bersih dengan rasio 1:1. Cairan fermentasi kemudian disuling menjadi bioetanol. Hasil sulingan yang pertama akan mendapatkan kadar bioetanol sebesar 40-50%. Bioetanol ini dapat kita gunakan sebagai bahan bakar kompor. Bila hasil sulingan yang pertama kita suling kembali, maka kita akan mendapatkan hasil sulingan yang kedua dengan kadar bioetanol 90%.
 Sekian kawan artikel dari kami,,kami tetap akan datang lagi,,see youuuuuu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar