Artikel ini akan membahas daur ulang limbah organik menjadi
bioetanol.
Saat ini bioetanol yang dihasilkan menggunakan bahan pangan
sebagai bahan dasar untuk pembuatannya. Misalnya ubi, jagung, tebu, kayu, nipah
dan lainnya. Namun membuatan bioetanol dengan bahan tersebut dapat
mengakibatkan krisisnya bahan pangan yang ada. Karena pembuatan bioetanol
memerlukan bahan baku dengan jumlah yang tidak sedikit. Untuk itu kita perlu
mencari bahan pengganti untuk pembuatan bioetanol agar tidak terjadi krisis
pangan. Misalnya kita dapat menggunakan
sampah organik untuk pembuatan bioetanol. Selain karena dapat mencegah
terjadinya krisi pangan, dengan penggunaan sampah organic sebaga bahan baku
pembuatan bioetanol kita dapat mengurangi jumlah sampah yang ada. Sehingga kita
dapat mengurangi dampak menumpuknya sampah dilingkungan. Selama ini sampah
organic di lingkungan rumah tangga, restaurant, pasar dan lingkungan perkotaan
maupun pedesaan semakin meningkat. Dari jumlah sampah yang terus meningkat
tersebut, solusi yang ditawarkan ialah gagasan berupa pemanfaatan sampah
organik sebagai bahan baku utama pembuatan bioetanol.
Kini sampah organik seperti limbah sayur-sayuran dan
buah-buahan dapat kita manfaatkan sebagai bahan untuk membuat bioetanol.
Misalnya sampah dari buah semangka, jeruk, papaya, kulit pisang dan lainya.
Selain itu kita juga harus menyiapkan ragi, urea dan NPK. Kemudian sampah
digiling beserta kulit buahnya. Setiap sampah yang digiling tidak boleh
dicampur dengan sampah lainnya. Misalnya sampah pisang harus digiling dengan
sampah pisang, sampah semangka digiling dengan sampah semangka dan seterusnya.
Setelah itu, cairan hasil penggilingan ditampung dalam drum yang memiliki
kapasitas 100 liter. Setiap drumnya hanya berisi satu cairan saja, missal drum
yang berisi cairan semangka harus berisi cairan semangka saja tidak boleh ada
campuran dari cairan sampah yang lain. Cairan tersebut kemudian difermentasikan
selama satu minggu. Kemudian tambahkan 9 keping ragi, 2 sendok makan urea dan 1
sendok makan NPK dalam 100 liter cairan fermentasi. Tetapi khusus untuk cairan
jeruk, kita harus menambah air bersih dengan rasio 1:1. Cairan fermentasi
kemudian disuling menjadi bioetanol. Hasil sulingan yang pertama akan
mendapatkan kadar bioetanol sebesar 40-50%. Bioetanol ini dapat kita gunakan
sebagai bahan bakar kompor. Bila hasil sulingan yang pertama kita suling
kembali, maka kita akan mendapatkan hasil sulingan yang kedua dengan kadar
bioetanol 90%.
Sekian kawan artikel dari kami,,kami tetap akan datang lagi,,see youuuuuu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar