Rabu, 06 November 2013

Cara Pembuatan Pakan Ternak Dari Sampah Organik

Kemarin kami memberikan contoh daur ulang sampah organik untuk pakan ternak. Sekarang kami akan membahas cara pembuatan pakan ternak. Cusss.....
Pembuatan pakan ternak dari sampah organik dimulai dengan pemisahan, pencacahan, fermentasi, pengeringan, penepungan, pencampuran, dan pembuatan pelet. Pemisahan sampah organik dapat dilakukan ditingkat produsen sampah (pasar/rumah tangga) . Limbah pasar merupakan bahan hasil sampingan dari kegiatan manusia yang berada di pasar dan mengandung banyak bahan organik. Limbah pasar jika diolah menjadi pakan dapat menghasilkan daging pada ternak dan pupuk organik dari kotoran ternak. Dengan demikian, nilai tambah yang diperoleh akan lebih tinggi sekaligus dapat memecahkan pencemaran lingungan dan mengatasi kekurang pakan ternak. Limbah pasar salah satunya adalah limbah sayuran. Limbah sayuran adalah bagian dari sayuran atau sayuran yang sudah tidak digunakan atau dibuang. Limbah sayuran terdiri dari limbah daun bawang, seledri, sawi hijau, sawi putih, kol, limbah kecambah kacang hijau, klobot jagung, daun kembang kol, ampas kelapa parut, dan masih banyak lagi. Limbah pasar juga terdapat limbah yang berasal dari buah-buahan, misalnya limbah buah semangka, melon, pepaya, jeruk, nanas, apel, dan lain-lain.  Pada pemisahan, sampah organik yang telah dipisahkan selanjutnya di cacah dengan alat atau mesin pencacah agar bentuknya lebih kecil dan untuk memudahkan fermentasi. Fermentasi dimaksudkan untuk meningkatkan kandungan gizi dan nilai cerna sampah, karena kandungan gizi sampah umumnya rendah tetapi serat kasarnya relatif tinggi. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan inokulan bakteri dan cara yang tepat agar diperoleh produk yang bermutu tinggi. Setelah difermentasi, sampah dikeringkan dengan dijemur lalu digiling hingga menjadi tepung. Selanjutnya tepung sampah ditambah bahan lain termasuk enzim dan diaduk dalam mesin pencampur, sehingga diperoleh pakan komplit yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Apabila diperlukan, semua bahan yang sudah dicampur dibentuk pelet. Pelet pakan ternak dapat disimpan hingga 6 bulan.
Keuntungan ekonomi dari daur ulang tersebut menurut hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali, menunjukkan bahwa penggunaan pakan komplit berbahan baku sampah sebanyak 1,5% dari bobot badan pada sapi bali selama 5 bulan memberikan pertambahan bobot badan rata-rata 650 gram per hari. Secara ekonomis pemanfaatan sampah untuk pakan ini sangat prospektif mengingat bahan dan biaya produksinya relatif murah. Sedangkan efeknya terhadap pertumbuhan sapi cukup baik. Berdasarkan analisis ekonomi menggemukkan sapi dengan ransum komplit dengan berbahan baku sampah memberikan keuntungan 200% dibandingkan dengan cara tradisional.

3 komentar: